Wajahnya biasa saja, kulitnya bersih dan putih terawat, badannya kecil, dubur padat, tinggi kira-kira 161 cm, tidak gemuk tapi sangat ideal dengann bentuk badannya, tetek nya juga besar. Cerita ini bermula ketika sya pulang dari kerja kira-kira pukul 3 petang, jauh lebih cepat dari biasanya yang pukul 7 petang.
Anak-anakku biasanya pulang dengann ibunya pukul 6 petang, dari rumah neneknya. Seperti biasanya, sya terus menukar seluarku dengann kain pelikat kegemaranku yang tipis tapi jarang, tanpa seluar dalam. Pada saat sya keluar bilik, nampak Intan sedanng menyiapkan minuman untk ku, segelas besar teh limau ais.
Pada saat diorang memberikan padaku, tiba-tiba diorang tersandung karpet di depan sofa di mana sya duduk sambiil membaca paper, gelas terlempar ke tempatku, dan diorang tersembam tepat di pangkuanku, kepalanya mencium keras batang zakar sya yang cuma bersarung tipis.
Spontan sya mengaduh kesakitan dengann badan yang sdh basah kuyup tersiram teh limau ais, diorang bangun membersihkan gelas yang jatuh sambiil memohon maaf tidak henti-hentinya. Mulanya sya marah, tetaapi melihat wajahnya yang sayu sya jadi kasihan, sambiil sya memegang batang zakar sya sya berkata, "Sudahlah tidak apa-apa, cuman benda jadi sengal", sambiil menunjuk ke batang zakar sya.
"Intan bagaimana Pak? " tanyanya. sya berdiri hendak mengganti kain pelikat, menyahut sambiil tegas, "Ini mesti diurut nih! ". "Ya, Pak nanti sya urut, tapi Intan berkemas ini dulu Pak! " jawabnya.
Sya terus masuk bilik, perasaanku saat itu kaget bercampur senang, kerana mendengar jawaban pembantuku yang tidak disangka-sangka. tidak lama kemudian diorang mengetuk pintu, "Pak, Mana Pak yang hrs Intan urut. ".
Sya langsung rebah dan membuka sarung tipisku, dengann batang zakar sya yang masih lembik. Intan menghampiri tepi tempat tidur dan duduk. "Pak, ingin pakai apa Pak? " tanyanya. "Pakai tangan aja, tak blh panas! " jawabku.
Lalu diorang meraih batang zakar sya perlahan-lahan, sekonyong-konyong batang zakar sya bergerak tegang ketika diorang menggenggamnya. "Pak, kok jadi besar? " tanyanya kaget. "Wah itu bengkaknya mesti cepat-cepat diurut. Gunakan air liurmu supaya tidak kesat", kataku sedikit tegang.
Cerita Sex Jolok Cipap Sexy Maid
Dengann tenang wajahnya mendekati batang zakar sya, diambilnya ludah dari mulutnya dan mengelapkan di batang zakar sya. "Ah. kurang banyak", bisikku bernafsu. Kemudian kuangkat zakar ku, sampai kepala zakar ku menyentuh bibirnya, "Masukkan sahaja ke mulutmu, tidak susah ingin urut nanti, dan cepat hilang bengkak! " , perintahku seenaknya.Perlahan diorang memasukkan batang zakar sya ke dallam mulutnya, kepalanya kutuntun naik turun, awalnya batang zakar sya kena giginya terus, tapi lama-lama mgkin diorang terbiasa dengann irama dan tusukanku.
Sya merasa nikmat sekali. "Akh. uh. uh. hah. " Kulumannya semakin nikmat, ketika sya mau keluar sya bilang kepadanya, "Intan nanti kalau sya keluar, jngan dimuntahkan ya, telan aja, sebab itu obat buat kesehatan, bagus sekali buat kamu", bisikku.
"Hepp. ehm. hpp", jawabnya sambiil melirikku dan terus mengulum naik turun. Akhirnya kulepaskan semua sperma ku. "Akh. akh. akh. Intan. Intan. enakh. " Pada saat sya menyemprotkan sperma ku, diorang diam tidak bergerak, wajahnya meringis merasakan cairan asing membasahi kerongkongannya, cuma sya sahaja yang membimbing dan menahan kepalanya agar tetap tidak melepas kulumannya.
Setelah sya lemas baru diorang melepaskan kulumannya, "Udah Pak? , apa masih sakit Pak? " tanyanya, dengann wajah yang merah, bibirnya yang basah memerah, dan sedikit berkeringat. sya tertegun memandang Intan yang bgitu menggairahkan saat itu, sya duduk menghampirinya, "Intan kamu sakit ya, apa kamu mau tahu kalau kamu diurut juga kamu blh segar seperti papa sekarang! " "tdk Pak, sya tidak sakit, apa bnr kalau diurut seperti tadi, blh jadi segar? " tanyanya semakin galak.
Sya cuma menjawab dengann anggukan dan sambiil meraih mukanya kucium keningnya, lalu turun ke bibirnya yang basah dan merah, diorang tidak meronta juga tidak membalas. sya merasakan keringat dinginnya mulai keluar, ketika sya mulai membuka kancing bajunya satu persatu, sama sekali diorang tidak berontak hingga tinggal panties dan bra saja.
Cerita lucah Jolok Cipap Sexy Maid
- Tiba-tiba diorang berkata, "Pak, Intan malu Pak, nanti kalo emak datang bagaimanaPak? " tanyanya takut. "lah. emak kan baru nanti pukul enam, sekarang baru pukul tiga, jadi kitorang masih blh segarkan badan", jawabku penuh nafsu.
- Lalu semua kubuka tanpa penutup, bgitu juga sya, batang zakar sya sdh mulai berdiri lagi. diaorang kurebahkan di tepi tempat tidur, lalu sya melutut di depan kemaluannya yang masih tertutup rapat, "Buka pelan-pelan ya, tidak apa-apa , sya hnya mau urut indah kamu", kataku meyakinkan, lalu diorang mulai membuka pangkal pahanya, putih, bersih dan sangat sedikit bulunya yang mengelilingi liang ke pompuan annya, hampir botak.
- Dengann ketidaksabaranku, sya langsung menjilat bibir luar cipap nya, tanpa henti sya jilat, sesekali sya sodokkan lidahku ke dalam, "Akh. Pak geli. akh. akuhhfh. " Klitorisnya basah membengkak, berwarna merah jambu.
"Bagaimana Intan, enak? " tanyaku nakal. diaorang mengangguk sambiil menggigit bibir, matanya basah kutahu diorang masih takut. "Nah sekarang, kalau kamu sdh tahu enak, kitorang coba lagii ya, kamu nggak usah takut! ".
Kuhampiri bibirnya, kulumat, dan diorang mulai memberikan reaksi, kuraba tetek nya yang kecil, lalu kuhisap-hisap puting susunya, diorang menggelinjang, lama kucumbui dia, hingga diorang merasa rileks dan mulai memberikan reaksi untk membalas cumbuanku, batang zakar sya sdh tegang.
Kemudian kuraba liang cipap nya yang ternyata sdh berlendir dan basah, kesempatan ini tidak kusia-siakan, kutancapkan batang zakar sya ke dallam liang cipap nya, diorang berteriak kecil, "Aauu. sakit Pak! ".
Jolok Cipap Sexy Maid
Lalu dengann perlahan kutusukkan lagi, sempit memanng , "Akhh. uuf sakit Pak. ". Melihat wajahnya yang cuma meringis dengann bibir basah, kuteruskan tusukanku sambiil berkata, "Ini tidak lama sakitnya, nanti lebih enak dari yang tadi, sakitnya jngan dihiraukan sangat. " tanpa menunggu reaksinya kutancapkan batang zakar sya, meskipun diorang meronta kesakitan, pada saat batang zakar sya terbenam di dallam liang surganya kulihat matanya berair (mungkin menangis) tapi sya sdh tidak memikirkannya lagi, sya mulai mengayunkan semua nafsuku untk si Intan.
Cuma sekitar 5 menit diorang tidak memberikan reaksi, tetaapi stlah itu sya merasakan denyutan di dallam liang cipap nya, kehangatan cairan liang ke pompuan annya dan erangan kecil dari bibirnya.
Sya tahu diorang akan mencapai klimaks, ketika diorang mulai menggoyangkan cipap nya, seolah membantu batang zakar sya memompa pepek nya. Tak lama kemudian, tangannya merangkul erat leherku, kakinya menyepit pinggangku, cipap nya naik turun, matanya terpejam, bibirnya digigit sambiil mengerang, "Pak. Pak terus. Pak. Intan.. Intan. dapet enakhh Pak. ahh. " mendengar erangan seperti itu sya makin bernafsu, kupompa diorang lebih cepat dan.
"Intan. akh. akh. akh. " kusemprotkan semua maniku dallam liang pepek nya, sambiil kupandangi wajahnya yang lemas. sya lemas, diorang pun lemas. "Intan sya nikmat sekali, habis ini kamu mandi, terus bersihkan tempat tidur ini ya! " , suruhku di tengah kenikmatan yang kurasakan.
"Ya Pak", jawabnya singkat sambiil mengenakan pakaiannya kembali. Ketika diorang mau keluar kamar untk mandi diorang berbalik dan bertanya, "Pak. kalo pulang siang gini telpon dulu ya Pak, biar Intan bisa mandi dulu, terus bisa ngurutin papa lagi", lalu ia berlalu keluar kamar, sya masih tertegun dengann kata-katanya tadi, sambiil menoleh ke cadar yang terdapat kesan darah perawan Intan.
Saat ini Intan masih bekerja di rumahku, setiap dua hari menjelang period, sya pulang lebih awal untk berhubungan dengann pembantuku, tetaapi hampir setiap hari di pagi hari kurang lebih pukul 5, batang zakar sya selalu dikulumnya saat diorang mencuci di ruang cuci, pada saat itu isteriku dan anak-anakku belum bangun.
***
