Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej

Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej - saya kenal Rianti ni waktu di Kolej dia. Rianti ni student sebuah IPT. She is very nice, body dia memang type yang saya nak telan jer….tak der ler tinggi sangat. Tapi cute tu yang saya geram tu.. Kena lak PR dia bagus, saya pun layan elok ler. Dia bagi tau saya dia dancer kat kolej dia, well anak load lagi, ada Satria sebijik.

Since dia jumpa saya, kitaorang selalu keluar makan-makan. Masa tu saya dah agak budak ni memang nak kena ni. Gaya sensual dia memang saya pun tak tahan, beberapa peristiwa yang meyakinkan saya dia memang dah nak sangat, cuma saya jer yang cool lagi. Tak der ler lebih-lebih, ayat mesti baik, kontrol dulu , cari waktu yang sesuai kan. Kena lak company saya setuju lak nak bagi tajaan sikit-sikit…So, saya ngan dia jadi rapat.

First time saya main ngan dia masa malam Dinner kolej dia. Masa tu, saya jadi wakil boss, as penaja majlis tu, so boss saya dijemput ler tapi dia tak dapat pergi ( rezki saya kot). Sebab Dinner tu dibuat kat hotel kat sini, so saya awal-awal lagi dah booking satu bilik coz saya dah tekad by hook or by crook saya nak lanyak si Rianti ni. Malam tu saya pergi sorang jer coz Rianti pegi dengan kawan-kawan kolej dia.

Malam tu Rianti duduk semeja dengan saya, dia dengan baju ketat belahan dada yang menonjolkan bukitnya yang indah dengan skirt hitam pendek paras paha, menarik…. dan seksi. Dinner tu habis around jam 12, then lepas semua Vip balik, diorang ada Phase two lak. ( saya tau, masa saya student pun kitaorang selalu buat dinner camni) . Lampu-lampu warna warni mula berkelipan, tak berapa lama, suara musik disco berkumandang dan Dejayy mula berteriak, “Dancing time, guys !!”. Dan beberapa orang mula berjoget, Rianti mula pegang dan tarik tangan saya untuk berjoget. Ternyata hot juga budak ni, gerakan-gerakan tubuhnya benar-benar meransangkan (memang nak kena main budak ni). Beberapa kali dua bukitnya yang kental itu digeser dan digoyang-goyangkan di dadaku dengan sengaja. Lebih kurang 1 jam kita berjoget, akhirnya kita stop dulu. Kita rest, borak-borak then minum-minum apa yang patut.

Kemudian lagunya diganti jadi slow and romantic. Rianti terus tarik saya ke tengah dewan. Pinggang dan bontotnya membayang dengan indah di saat ia berjalan mendahuluiku. Nampak garis seluar dalam dan branya membayang dibalik pakaiannya yang ketat itu. Kurasakan halkumku bergerak menelan ludah. Ketika berada di tengah dewan kuraih pinggangnya dan ia tersenyum manis sambil meraih tanganku yang lain dan menggenggamnya, sedangkan tangannya yang lain bertenggek di bahuku. Kami menari sambil saling bertatap mata, seolah berusaha menyelami hati masing-masing.

“Bagai mimpi”, bisikku perlahan.

“Kenapa ?” tanyanya sambil terus menatap wajahku.

“Seperti mimpi rasanya, menari dengan gadis secantik you”. Rianti hanya tersenyum.

Cite lucah Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej


  • Kemudian Rianti melepaskan genggamannya pada tanganku dan meletakkan kedua tangannya itu lembut di kedua bahuku. saya pun pindahkan juga tanganku ke pingganggnya. 
  • Kutatap matanya dalam-dalam, kutarik rapat pinggangnya dengan kedua tanganku hingga bahagian bawah tubuh kami melekat. 
  • Tak lama kemudian Rianti merebahkan kepalanya di dada atasku dan memeluk erat leherku dengan kedua tangannya. 
  • Kami menari dengan berpelukan erat, mukaku merapat pada kepalanya sehingga dapat kuhirup harum bau rambutnya. 
  • Kurasakan sesuatu dari dalam tubuhku bergerak naik, rasa hangat menjalar di dalam tubuhku, naik ke kepalaku. 
  • Api berahi mulai menguasai otak dan tubuhku. Kedua tanganku bergerak turun dari pinggangnya menuju ke kedua bontotnya yang padat. Rianti tidak bereaksi. Kami terus menari.

Semakin lama saya rasakan sesuatu di bahagian bawah tubuhku semakin lama semakin menegang. saya sedikit was-was karena saya yakin Rianti boleh merasakan sesuatu yang semakin menunjal-nunjal perutnya. Tetapi Rianti tetap tidak menunjukkan suatu reaksi yang negatif.(ada can ler ni) . Akhirnya tanganku dengan lembut meramas-ramas bontotnya. Tak lama kemudian Rianti menurunkan kedua tangannya ke pinggangku, menarik erat pinggangku, sehingga saya merasakan batang kote ku yang semakin mengeras itu semakin tergesel denagan perutnya di saat kami bergerak menari.

Tak tahan lagi kudongakkan wajahnya yang tersandar di dadaku, Rianti hanya menatapku tanpa reaksi, perlahan ku turunkan wajahku, bibirku mendekati bibirnya, perlahan kukecup bibirnya dengan ciuman ringan. Kutatap lagi wajahnya, kulihat matanya sedikit terpejam, kukecup lagi bibirnya, kali ini kubiarkan bibirku menempel lama sedikit.

Bibir Rianti bereaksi, kepalanya bergerak sedikit. Kesempatan itu tak kubiarkan, kucium bibirnya dengan sebuah french kiss yang dalam, bibir Rianti membalas ciumanku dengan hangat, kami saling mengulum dan melumat bibir kami masing-masing. Kami seakan lupa dengan sekeliling kami, namun tak ada yang perlu dirisaukan karena suasana suram seperti ini semua orang tak ambil peduli hal orang lain. Masing-masing dengan keadaannya sendiri.

Cerita lucah Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej
Ciuman kami semakin erat, perlahan kuselipkan lidahku ke dalam mulutnya mencari lidahnya, Rianti menyambut lidahku dengan gerakan lidah di dalam mulutnya. Perlahan dengan kemas tapi lembut saya mula meramas-ramas lagi daging bontotnya yang pejal, sesekali menyelitkan jemariku untuk merasai alur dibelakangnya dengan tanganku. Rianti mengalihkan tangannya dari pinggangku kembali ke leherku dan menariknya lebih erat lagi. Akhirnya saya melepaskan tautan bibirku. Rianti mengeluh perlahan, saya lihat matanya semakin terkatup seolah tidak mempedulikan keadaan sekeliling lagi. saya cium tengkuknya yang putih, yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus dan tanganku mula mencari buah dadanya. Waktu saya mula meramas lembut buah dadanya, Rianti cuma menggeliat senang di pelukanku, dan dia semakin menggesel-geselkan perutnya ke celah kelangkanmgku. Sesaat kemudian, dia berbisik, “Zack, please . !”.

Perlahan antara sedar dengan tidak, dalam kesuraman lampu Grand Ballroom tersebut, dan kelembutan irama romantis yang mendayu saya bawa Rianti keluar sambil memeluk erat pinggangnya. Di dalam lif, saya sandarkan Rianti ke dinding lif yang eksklusif itu, dan sekali lagi saya merapatkan bibirku ke bibirnya yang lembut. Lidah kami bertaut erat dan sesekali menyelit antara satu sama lain. Rianti memaut erat leherku sementara tangan kiriku mula bermain di kedua bukitnya kiri dan kanan bergantian.

saya merasa kedua puncak itu semakin besar dan pejal. Manakala tangan kananku menjalar di pahanya dan semakin naik ke atas perlahan demi perlahan dan mengcengkam kemas cipapnya yang dah mula basah itu dengan erat. Rianti mengalihkan bibirnya dari bibirku dan melepaskan keluhan panjang sambil tangannya semakin erat menarik leherku.

Sampai di atas, ku bawa Rianti ke bilik dan membaringkannya ke katil sambil tidak melepaskan bibirku yang bermain di seluruh mukanya. Ku tenung mukanya dalam-dalam. Macam dah ada Green light, kumasukkan tanganku kedalam bajunya, kuelus lembut perlahan. Rianti tetap diam, matanya terpejam-pejam. Akhirnya perlahan kulepaskan bajunya, kulihat branya yang hitam menutupi kedua bukitnya. Kutelengkupkan tanganku pada branya. Bukitnya yang besar itu kusentuh dan kuraba dengan lembut.

Tak puas saya menyentuh hanya dengan telapak tangan, perlahan kuusap punggung tanganku pada bukit daging yang terbuka. Kudengar napas Rianti semakin tak teratur dan suhu badannya semakin tinggi. Beberapa lama rabaan itu kulakukan, kemudian kumasukkan tanganku kedalam bra bagian kanan dan kukeluarkan pelan-pelan bukitnya.

Takjub mataku memandang, indahnyaaa, tak terkatakan dengan kata-kata. Putingnya yang merah jambu kecoklatan jelas dengan bukitnya yang putih. Dengan lembut kukecup bukit itu. Kemudian kumasukkan lagi tanganku kedalam bra sebelah kiri dan kukeluarkan pelan-pelan bukit sebelah kiri. Darahku berdesir, pemandangan begitu indah, begitu menggoda dan begitu mempesona. Perlahan kulepaskan branya, ah, saya tak tahan, Kudakap Rianti, kucium bukit-bukitnya yang mengghairahkan itu. Kutempelkan kulitku pada kulitnya sementara terus kubelai bukit itu, punggung tanganku kugerakkan melingkari bukit itu kemudian dari puncak bukit ke lembahnya, ganti berganti.

Mulanya Rianti hanya diam pasrah, tak lama kemudian kurasakan badannya mulai bergetar-getar, tahu-tahu tangannya memelukku erat dankemudian menempelkan bukitnya ke wajahku. Ku kulum dengan lembut puncak bukit Rianti. Rianti mendesah halus dan getaran badannya semakin keras kemudian badannya tiba-tiba bergetar lembut dan diam tak bergerak dengan mata terpejam. Tak lama kemudian Rianti membuka matanya, tersenyum padaku, kemudian mengelus-elus rambutku kemudian mengelus lenganku bahkan kulit dadaku. Langsung kubuka bajuku, kusentuhkan kulitku dengan kulitnya, kami sama-sama bertelanjang dada, kurasakan sensasi yang luar biasa Perlahan kukecup bibirnya, ia membalas, saya pun mulai lagi menyentuhnya, merabanya dan mengelus seluruh permukaan kulitnya. Tak terasa tanganku semakin kebawah, akhirnya tanganku mengelus betisnya, terus mengelus pahanya.

Tubuhku kemudian bergerak menindihnya, kedua tangannya bergerak melingkari leherku, kembali kami berdua berciuman saling melumat bibir. Kuciumi dagunya, kugigit perlahan, tangan kananku bergerak meremas dengan lembut buah dadanya, bermain-main dengan tonjolan kecil di atasnya “Ohhhhhh…Zackk..”” Bibirku kemudian bergerak menelusuri pipinya ke arah telinganya, kucium dengan lembut cuping telinganya kemudian kujilat belakang telinganya. Rianti merintih lirih, kedua tangannya meramas-ramas punggungku.

Bibirku kemudian bergerak turun menelusuri batang lehernya yang putih mulus itu, dan terus turun ….turun….mencapai puting susunya, dengan hati-hati bibirku melumatnya selembut mungkin, karena saya tahu pada bagian inilah seorang wanita merasakan kenikmatannya yang terawal. Rintihan yang keluar dari mulutnya semakin mengeras, bibirku kembali bergerak turun, kini menelusuri perutnya, menjilat pusatnya.

Kemudian dengan perlahan kubuka skirtnya. Kutatap wajahnya, matanya terpejam dengan kepala sedikit mendongak ke samping, kedua tangannya mencengkam kemas cadar katil. saya tolak skirtnya ke atas hingga terpampang dengan jelas di depan mataku keindahan tubuh bahagian bawahnya yang hampir telanjang itu. Pahanya begitu putih dan mulus, kedua betisnya ditumbuhi bulu-bulu halus.

saya tarik tubuh munggil itu ke hujung katil, saya duduk di antara kedua kakinya yang kugantungkan di atas kedua pahaku. Kuangkat kaki kirinya, Rianti membuka matanya perlahan-lahan menatapku. Sambil menatapnya kucium betisnya dan bergerak perlahan menelusuri ke atas, dan semakin ke atas…. hingga di bagian dalam pahanya, terdengar erangan dari mulutnya, otot pahanya meregang …… kugeser tubuhku mukaku tepat di depan lubang cipapnya . Dan dibalik tipisnya triumph pink segitiganya, samar-samar kulihat bulu-bulu yang ditrim rapi. Saat kuusap segitiga tersebut, saya mendengar Rianti mendesah, “Ohhh, Zack..Pleasee…”

saya tak tahan, skirt Rianti kulepaskan. Kuteruskan usapanku, desahan Rianti semakin menjadi, akhirnya kumasukkan tangan kananku ke dalamnya dan menyentuh bulu-bulu serta lembah yang basah. Kugerakkan tanganku menyusuri lembah tersebut sehingga menyentuh clitnya, Rianti menggeletar dan menjerit lirih. “Aahhhhhhhhhhhh…”

Tak puas dengan satu tangan, penutup tubuh Rianti yang terakhir saya buka, Rianti mengangkat punggungnya untuk memudahkan gerakanku. Didepanku terpampang cipapnya yang indah, rambut halusnya berwarna coklat kehitaman. Dengan ibu jari dan telunjuk kubuka lembah tersebut, terlihat bibir-bibir berwarna merah muda. Kemudian tanganku menyusuri bibir-bibir tersebut dengan lembut, Rianti hanya mendesah. Tanganku menelusuri bibir-bibir tersebut kemudian ke clitnya, tiap kali tanganku menyentuk clitnya Rianti hanya menggeletar dan mendesah.

Kulakukan hal ini berulang-ulang bahkan kugunakan kulit sepanjang lenganku untuk menyusuri bibir tersebut sampai suatu saat Rianti menjadi liar, dia menarik kepalaku dan membenamkannya di cipapnya. Karena tanganku tidak dapat digunakan sementara darahku sudah mengelegak, saya menggunakan mulut dan lidahku untuk menyusurinya. Ternyata Rianti semakin menggila sampai kemudian cipapnya banjir, saat itulah Rianti terdiam mengejang.

saya tak tahan, kulepaskan tangannya, kulepaskan seluruh pakaianku, kulepaskan seluar dalamku, sesuatu yang sudah menegang dari tadi dan berdiri mendongak ke atas bebas dari sarangnya. Kemudian kupeluk tubuhnya, kurasakan kehangatan tubuhnya, kutempelkan batang kote ku melintang di cipapnyat. Kudakap erat tubuhnya, tak lama kemudian kurasakan getaran lembut tubuh Rianti. Kukecup lembut bibirnya dan tanganku mulai lagi menelusuri setiap lekuk liku tubuh Rianti.

Rianti memelukku, dan mulai kurasakan bibir-bibir cipapnya berdenyut-denyut memamah batang kote ku. saya diam sejenak untuk bernafas kemudian kugeser-geserkan batang kote ku pada cipapnya, dia tergetar dan mulai turut menggerakkan punggungnya, beberapa saat kemudian kulepaskan ciuman pada bibirnya, kutatap wajahnya.Butir-butir keringat mulai membasahi wajahnya, warna putih wajahnya sudah menjadi merah muda, matanya yang sayu menatapku, memancarkan sinar yang khas dari seorang wanita yang sudah di ambang penyerahan diri ke dalam gelombang samudera birahi.

Rianti kemudian menarik wajahku dan mencium lembut bibirku. Sesaat kemudian ia menaikkan kedua lututnya hingga di sisi pinggangku, kedua tangannya memeluk pinggangku. Dan sesaat kemudian tanganku bergerak membimbing batang kote ku…. perlahan kudorong hingga bagian kepalanya menyentuh cipapnyaa…. kutatap wajahnya, sedang menggigit bibir. Kugoyangkan sedikit menyibak belahan cipapnya … ia menahan napas. Ujung kepala batang kote ku kini kurasa sudah berada di tempat yang tepat, kulepaskan genggaman tanganku … kudorong perlahan …Kukulum mulut Rianti rapat. Mata Rianti hanya terpejam-pejam dan dari kerongkonganya terdengar suara yang tidak jelas. Ketika baru kepala batang kote ku masuk, Rianti hanya mencelikkan matanya seakan-akan sukmanya terbang entah kemana…….

Rianti kemudian menarik wajahku dan mencium lembut bibirku. Sesaat kemudian ia menaikkan kedua lututnya hingga di sisi pinggangku, kedua tangannya memeluk pinggangku. Dan sesaat kemudian tanganku bergerak membimbing batang kote ku…. perlahan kudorong hingga bagian kepalanya menyentuh cipapnyaa …. kutatap wajahnya, sedang menggigit bibir. Kugoyangkan sedikit menyibak belahan cipapnya … ia menahan napas. Ujung kepala batang kote ku kini kurasa sudah berada di tempat yang tepat, kulepaskan genggaman tanganku … kudorong perlahan …Kukulum mulut Rianti rapat. Mata Rianti hanya terpejam-pejam dan dari kerongkonganya terdengar suara yang tidak jelas. Ketika baru kepala batang kote ku masuk, Rianti hanya mendelikkan matanya seakan-akan sukmanya terbang entah kemana.

Tapi bila kudorong untuk maju lagi, terasa seakan ada suatu selaput yang menyekat. saya diam sejenak, kulepas bibir Rianti, saya konsentrat untuk maju mendesak rongga cipapnya. Saat saya mendesak ke dalam, Rianti menjerit lirih, kuku-kukunya mencengkam punggungku dan kakinya mengejang menahan sakit, hanya pelukannya padaku semakin erat. Kutekan perlahan, seperempat dari bagian kepala batang kote ku mulai terbenam …. ia menahan napas …. kutekan lebih dalam lagi …. separuh dari bagian kepala kemaluanku melesak masuk …. saya menahan napas ….. dengan lebih bertenaga kudorong kemaluanku untuk masuk lebih dalam lagi. Achhh ! Terdengar rintihannya ketika seluruh kepala kemaluanku sudah terbenam kedalam liang hangat cipapnya.

Kuhela perlahan napasku, begitu ketatnya kurasakan ujung kemaluanku terjepit di dalam kemaluannya. Kukecup bibirnya, ia membalas dengan penuh nikmat, wajahnya semakin berkeringat. Beberapa saat kami terdiam dalam keadaan itu …. menikmati bagian awal dari gelombang lautan kenikmatan yang sedang menanti. Kemudian kurasakan tangannya meramas punggungku, bergerak turun ke bawah hingga berada di bontotku dan menekannya perlahan. Kutahu maksudnya, kutekan perlahan batang kote ku …. ahhh … kembali ia mendesah …. perlahan …. teramat perlahan namun tanpa menghentikannya …. kudorong batang kote ku untuk terus maju …. sedikit demi sedikit batang kote ku masuk menerobos liang cipapnya yang sudah basah kuyup itu …. teramat perlahan … hingga akhirnya tak dapat maju lagi, hampir seluruh batang kote ku terbenam sudah, mungkin hanya terlebih setengah inci berada di luar. Kurasakan betapa ketatnya lubang cipapnya mencengkam batang kote ku

Rianti merintih …. kurasakan batang kote ku berdenyut-denyut. Kudengar dia merintih lagi, batang kote ku semakin bergetar-getar, dia pun semakin merintih. Kutarik dengan perlahan batang kote ku hingga tinggal bagian kepalanya yang masih tertinggal …. kutekan masuk kembali hingga terbenam keseluruhannya …. kutarik kembali …. kubenamkan lagi … demikian seterusnya secara perlahan-lahan. Dari wajahnya , sebagaimana diriku, kulihat ia betul-betul menikmati setiap inci dari batang kote ku yang keluar masuk menelusuri liang cipapnya perlahan-lahan. Kukayuh batang kote ku dalam rentak yang sama, perlahan-lahan. Rintihan perlahan dari mulutnya semakin lama semakin mengasyikkan gerak keluar masuk batang kote ku. Kedua tangannya mula bergerak naik dari bontot ke belakangku.

Peluh mula membasahi tubuh kami, wajah Rianti semakin memerah, kedua matanya setengah terpejam, bibirnya sebentar merekah … sebentar kemudian mengatup dan menggigit bibir … merintih …. mendesah … Luar biasa ! Betapa indahnya pemandangan dari wajah seorang wanita yang sedang berpacu menuju ke puncak kenikmatan. Dengan tanpa menghentikan kayuhan batang kote ku, kuatur kembali nafasku untuk meredakan tanda-tanda dari bagian bawah yang mula terasa.

Kutarik batang kote ku hingga hampir terlepas, mungkin hanya tinggal setengah dari bagian kepalanya yang masih terbenam. Kutekan masuk lagi, kuhentikan hingga hanya bagian kepalanya yang masuk. Kutarik kembali seperti semula …. kutekan lagi …perlahan ….

hanya bagian kepala dari batang kote ku yang keluar masuk …. kupercepat sedikit … lebih cepat lagi … hingga menimbulkan suara kecipak yang serentak dengan rintihan-rintihan Rianti. Begitu nikmatnya kurasakan kepala batang kote ku seolah diramas-ramas oleh cipapnya Kedua tangannya meramas-ramas rambutku, bahuku, menyelinap ke bawah dan kemudian mencengkam otot dadaku.

Tubuhnya mulai menggelinjang kesana sini, pinggangnya bergerak-gerak ke kanan, ke kiri, memutar, tak beraturan dan semakin lama semakin bergerak naik seolah ingin kembali membenamkan seluruh batang kote ku …. kuimbangi dengan lebih menaikkan bagian bawah tubuhku …. kupertahankan kecepatan rentak keluar masukn batang kote ku …. suara kecipak akibat gesekan kami berdua semakin terdengar ….

pinggangnya semakin terangkat, pada saat itulah kuselipkan tangan kiriku ke bawah bontotnya, serentak itu pula Rianti mengangkat dan melingkarkan kedua kakinya pada pinggangku. Kuhujamkan batang kote ku masuk hingga terhenti dan terbenam seluruhnya, Rianti memekik lirih …. kutekan lebih kuat lagi dan kutarik ke atas pantatnya, hingga kurasakan hujung batang kote ku menyentuh dasar paling dalam cipapnya.

Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej, cite lucah cipap kemut, cipap kemut batang, cite sex cipap, cerita lucah batang dikemut, cerita cipap

Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej


Kubenam mukaku pada lehernya,Rianti memeluk erat leherku, beberapa saat kami terdiam dalam keadaan seperti itu. Kemudian ku gesek-gesek hujung batang kote ku dengan dsar cipapnyaa … tubuhnya menggeliat …. dari mulutnya terdengar erangan …. tak lama kemudian kurasakan dinding-dinding liang cipapnya mengemut kuat, satu tanda yang amat kukenal. Kuangkat kepalaku untuk menatap wajahnya. Wajahnya mendongak ke atas, kedua bola matanya sudah terbalik ke atas, mulutnya setengah terbuka memperlihatkan hujung lidahnya yang bergerak-gerak perlahan, kulit wajahnya yang putih itu sudah berubah merah padam. Seperti yang sudah kuduga, ia sudah berada di depan pintu gelombang orgasme yang dinanti-nantinya.

Kutarik perlahan batang kote ku untuk keluar, pantas Rianti mencengkam belakang pahaku untuk menahan gerakanku. Kuteruskan gerakan batang kote ku hingga tinggal bagian kepalanya yang terbenam …. perlahan kusorong kembali …. kutarik kembali … kusorong lagi …. keluar masuk perlahan-lahan … kukerahkan tenagaku untuk menahan cengkaman tangannya yang semakin terasa menahan pahaku …. kemutan liang cipapnya semakin terasa …. terdengar jeritan keras keluar dari mulutnya yang terbuka disertai kemutan yang sangat hebat dari liang cipapnya …. kepalanya terangkat ke atas …. kuteruskan gerakan keluar masuk batang kote ku secara perlahan-lahan ….

kembali ia menjerit …. kembali kurasakan kemutan yang berturut-turut dalam liang cipapnya …. kepalanya semakin terangkat ke atas, tubuhnya melengkung ke depan, keselipkan tanganku ke bawah tubuhnya dan menopang kepalanya …. kugerakan terus batang kemaluanku secara perlahan-lahan … kujaga gelombang kenikmatan yang sedang melanda dirinya selama mungkin …. dinding cipapnya terus menerus mengemut …. jeritan dan rintihan silih berganti terdengar dari mulutnya ….

seluruh bagian batang kote ku bagai diramas-ramas dan dikocok-kocok perlahan-lahan …. aduh nikmatnya …., seluruh otot ditubuhku meregang …. kuhujamkan dan kubenamkan seluruh batang kote ku sedalam-dalamnya …. kurengkuh bontotnya serapat yang boleh …. Rianti menyambut dengan menarik tubuh dan leherku sekuat-kuatnya dengan kedua tangannya … tubuh kami yang sudah basah kuyup dengan peluh kini lengket dan bersatu …. batang kote ku bergetar dan berdenyut-denyut disambut dengan kemutan otot cipapnya ….

jeritan-jeritan kenikmatannya semakin menjadi-jadi …. dinding cipapnya terus menerus mengocok dan menghisap batang kote ku …. sesuatu bergerak mendesak dari dasarku …. bergerak naik ke atas melewati batang kote ku …. dan akhirnya batang kote ku bergetar hebat ….Rianti menjerit-jerit histeria …. dan …. bagaikan air bah lahar kenikmatan menyembur-nyembur …. Rianti menggigit bahuku sekuat-kuatnya…..

Akhirnya kejantananku luluh oleh kelembutan kewanitaannya. Kami sama-sama terdiam dalam dakapan masing-masing. Rianti terbaring lemas, saya juga lemas tapi batang kote ku belum sepenuhnya merunduk. Ketika saya menggerakkan badanku untuk merenggangkan badanku darinya, batang kote ku mengeras kembali. Ternyata saya masih ingin kembali mengulangi sensasi tadi.

Malam itu kami bersama beberapa kali lagi. Kebetulan besoknya adalah hari minggu. Bermacam teknik berasmara kuajar Rianti.

Sejak hari itu saya selalu main dengan Rianti bila ada peluang. Well, she is a good partner.

Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej, cite lucah cipap kemut, cipap kemut batang, cite sex cipap, cerita lucah batang dikemut, cerita cipap, Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej, cite lucah cipap kemut, cipap kemut batang, cite sex cipap, cerita lucah batang dikemut, cerita cipap
Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej ***
Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej, sex story , Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej, cite lucah cipap kemut, cipap kemut batang, cite sex cipap, cerita lucah batang dikemut, cerita cipap, porn, erotic novel sex, Batang Dikemut Liang Cipap Awek Kolej



Please activate Javascript then press (F5), to open the page properly
Click on the link
and get the picture bigger.
Cerita Lucah sex daily updates.
http://xlucah.blogspot.com/